Jumat, 20 Januari 2012

SIMPUS (SISTEM INFORMASI DAN MANEJEMEN PUSKESMAS)
I. Latar Belakang
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktuf dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional tersebut dibutuhkan antara lain
tersedianya sumber daya manusia yang tangguh, mandiri serta berkualitas. Data UNDP
tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia masih menempati
urutan ke 106 dari 176 negara. Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk
Indonesia memang belum memuaskan.
Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan kehendak dari
seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas
pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan.
Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk
yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi jiga
mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor
terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak
hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh
interaksi yang dinamis dari pelbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang baru harus dapat
dijadikan komitmen semua pihak, disamping menggeser paradigma pembangunan kesehatan
yang lama menjadi Paradigma Sehat.
Salah satu upaya mendukung Paradigma Sehat itu adalah mempercepat terlaksananya
proses desentralisasi dan reformasi pembiayaan dan pelayanan kesehatan, melalui
peningkatan pelayanan, utamanya bagi penduduk miskin, dengan titik berat pada
peningkatan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
daerahnya sesuai dengan kewenangan yang telah diserahkan. SIKPUS adalah komponen
upaya tersebut dalam bidang Pembangunan Sistem Informasi Kesehatan (Developing Health
Information System). Dengan SIKPUS diharapkan kecepatan dan ketepatan pelayanan dapat
ditingkatkan.
TUJUAN PROYEK
Tujuan umum proyek Pembangunan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalah
meningkatkan status kesehatan khususnya bagi masyarakat kurang mampu, dengan cara
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitas
pelayanan.
Tujuan Khusus :
Ø  Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi
Ø  Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan
Ø  Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan
Ø  Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem informasi
kesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiri
dari informasi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dan
data survailans epidemologi.
Ruang Lingkup Simpus
SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi
tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data
diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat .
Latar Belakang penggunaan SIMPUS
1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam wilayah
suatu puskesmas
2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up
to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil,
masalah imunisasi dll.
Maksud dan Tujuan SIMPUS
1. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,
ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll
2. Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari
jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data
awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan
3. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan
laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing - masing
4. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun
bulanan.
Keunggulan Komparatif SIMPUS
1. Program didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam operasional dan menarik
dalam laporan - laporan yang dihasilkan
2. Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang mendukung
kebijakan Pemda
3. Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian Obat, sehingga
meminimalisasi pemakaian kertas.
4. Pengelolaan database yang dapat diakses bersama ( terbentuk Bank Data Kesehatan
Daerah )
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun rekap
keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan
6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan Terpusat maupun Terdistribusi
Pentahapan Proyek
Penerapan suatu Teknologi baru selalu memerlukan proses yang bertahap, faktor yang
paling umum menjadi penyebab adalah kualitas Sumber Daya Manusia dan minimnya
saranan pendukung. Oleh karena itu, sebagai tahap Awal PUSKOM menawarkan paket untuk
pelayanan Pendaftaran, Rawat Jalan dan Obat. Adapun fasilitas yang include didalamnya
antara lain :
A. Tabel :
- Tabel Pasien
- Tabel Penyakit
- Tabel Obat
- Tabel Kecamatan, Desa
B. Input :
- Register Harian Pasien
- Penerimaan Obat
- Pengeluaran Obat
- Stok Obat Bulanan
C. Laporan
- Query Register Harian
- Query Penyakit
- Query Obat
- Rekap (bulanan, harian, mingguan) pasien per jenis dan golongan umur
- Rekap Penyakit
- Rekap Obat
-Data Kesakitan (LB1)
-LPLPO
Pentahapan di atas berdasarkan pengalaman PUSKOM di beberapa Dinas Kesehatan yang
menjadi Klien kami. Pelayanan pada bagian-bagian lain baru dapat ditambahkan apabila
tahap ini sudah berhasil.
Untuk mendukung pelaksanan SIMPUS secara utuh, setiap puskesmas dituntut minimal
menyediakan 3 (tiga) unit Komputer dengan spesifikasi :
- Porcessor min P- II 233
- HD 10 Gb
- Memori 128 MB Ram
- Vga 2 MB
CONTOH TAMPILAN SIMPUS
 
Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Tampilan Utama Simpus.
2. Isi Menu File, Tabel dll, telas di jelaskan


Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Register Harian Pasien.
2. Input Data diri Pasien di loket Pendaftaran, Diagnosa dan Obat di Poli
3. Daftar Pasien dapat ditampilkan di menu Browse.



Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Stok Bulanan Obat.
2. Stok otomatis ter-up date setiap ada Pemasukan maupun Pemakaian Obat.


Keterangan :
1. Menu di atas adalah Laporan Query Data Pasien
2. Laporan dapat per satuan waktu yang dikehendaki Harian, Tgl ..s/d .., bulanan, dll.
3. Laporan dapat per kriteria umur (tahun, bulan, hari), jenis kelamin, jenis pasien
ataupun kombinasi, misal : pasien askes umur > 15 Tahun.
4. Cetakan dalam bentuk format MS Word, sehingga sangat fleksibel pengeditan.

Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Laporan Query Obat.
2. Dapat menampilkan pemakaian Obat per satuan waktu
3. Tampilan per obat per criteria pasien secara kombinasi dapat ditampilkan.

Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Laporan Data Kesakitan LB1.
2. Proses Laporan secara Otomatis terbagi sesuai criteria umur.
3. Dapat ditampilkan sekian besar penyakit (mis : 3 Besar, 5 Besar, atau 10 Besar
Penyakit)


Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Laporan LPLPO
2. Laporan Otomatis tampil dengan satu klik terbagi sesuai criteria.
3. Men u cetak dalam format MS Word.

Sejarah perkembangan Komputer dalam Keperawatan

1. SEJARAH PERKEMBANGAN KOMPUTER DALAM KEPERAWATAN

Perspektif Sejarah
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan  dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. 

refransi
http://thahharah.blogspot.com/2011/02/1sejarah-perkembangan-komputer-dalam.html